Awal mula perkuliahan.
Aku, dia, mereka, dan
kehidupan kampus.
Sekolah
merupakan kewajiban yang harus dijalankan oleh seorang anak pada umumnya contoh
saya, saya adalah mahasiswa di Universitas Pamulang atau biasa disebut Unpam.
Saya
masuk dunia perkuliah pada tahun 2015 dengan mengambil jurusan Sastra
Indonesia, tentunya bukan hal yang mudah untuk memilih jurusan yang harus
dipilih ketika saya ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, banyak
pertimbangan-pertimbangan yang harus saya lakukan pada saat itu.
Seiring
dengan berjalannya waktu saya sudah memulai perkuliahan saya dan mulai belajar
kembali setelah hampir 3 tahun lamanya saya hanya fokus dengan bidang
perkerjaan yang saya geluti, seperti mahasiswa baru pada umumnya, hari pertama
masuk hanya ada rasa senang dan rasa bingung yang hinggap dalam pikiran, senang
karena akan mendapatkan teman baru dan bisa merasakan dunia pembelajaran kampus
yang penuh dengan ilmu yang berkualitas, dan bingung karena pada saat pertama
kali saya dating ke kampu saya tidak tahu kelas saya di mana dan itu merupakan
kenangan yang manis yang pahit untuk diulang kembali.
Setelah
sekian jam lamanya mencari dan terus mencari kelas saya di gedung A, akhirnya
saya menemukan kelas saya yang berada di gedung B (gedung stikes), dan itu
merupakan kebodohan alami yang saya miliki.
Setibanya
saya di depan kelas saya melihat sosok lelaki yang bertumbuh kecil dan bermata
layu seperti orang yang sedang mengantuk dan saya menyapanya dengan kebesaran
hati saya, “Maaf Bang kalau boleh tau ini kelas 301 ya?” tanya saya, “Iya ini
301” dia menjawab dengan sinisnya, namun dengan segala pengalaman yang saya
miliki dan jam terbang yang tinggi, tapi tak setinggi langit saya terus
bertanya dan mulai mendekatkan diri kepada lelaki tersebut yang teryata dia
adalah Sayid Husaini anak bertubuh mungil dan bermata ngantuk.
Ketika
itu sebenarnya bukan hanya Sayid seorang yang saya temui ketika sudah masuk ke
dalam kelas, di dalam kelas pun saya melihat banyak sosok perempuan berkerudung
dan lelaki berhidung mancung dan mungkin hanya saya seorang yang berhidung
pesek, tidak terlalu lama bagi saya untuk beradaptasi dengan mereka yang ada di
kelas, karena kebanyakan dari mereka adalah anak-anak yang baru lulus sekolah
menengah atas beda halnya dengan saya yang sudah lama lulus, tapi sebenarnya
kalauboleh jujur ada satu anak lelaki yang paling aneh dengan penampilannya dan
juga sifatnya, dia selalu menyendiri di sudut pojok kelas dengan rambut
gondrongnya dan keangkuhannya yang membuat saya naik darah ketika berpapasan
dengannya dan saya dengan teman-teman lainnya sempat menjuluki dia dengan
sebutan anak Oi atau biasa disebut dengan anak Iwan fals, namun lagi-lagi
berselang 2 kali pertemuan dengannya akhirnya saya dan teman-teman dengan
kebesaran hati kami semua mengajak dia untuk bergabung dan ngopi bersama di
plataran kampus.
siapakah dia? lalu bagaimana dengan dia setelah dia ada ? apa yang anda lakukan dengan dia?
BalasHapusDia adalah lelaki berambut gondrong dan mempunyai tahi lalat di dalam hidungnya, setelah dia ada saya merasa kalau dia merupakan anak ajaib yang tak pernah sakit dan saya memperlakukan dia selayaknya seorang kakak dan adik.
BalasHapus